SafeX Indonesia

Connect with Us

Kebakaran Kerap Terjadi: Mengapa Kita Masih Belum Aman

Keselamatan kebakaran telah menjadi masalah sejak lama, kebakaran besar yang terjadi belakangan ini adalah kebakaran Gedung Kejaksaan Agung di Agustus 2020 lalu. Dugaan dari Pakar Fire Safety menyatakan bahwa kebakaran tersebut menunjukkan kepada kita konsekuensi dari tidak berjalannya sistem proteksi aktif keselamatan kebakaran. Beberapa kasus kebakaran yang terjadi seharusnya dapat menjadi wake up call dan mengambil lesson learnt bagi semua perusahaan yang memiliki kesamaan dalam hal fasilitas, sarana dan lainnya.

Peraturan perundang-undangan dan tanggung jawab dapat jadi sulit untuk dipahami, terutama ketika banyak individu berbeda terlibat dalam proses tersebut. Berikut ini 5 langkah rencana keselamatan kebakaran yang dapat membantu menilai dari mana harus memulai:

  1. Menemukan orang yang bertanggung jawab

Siapapun yang memiliki kendali atas tempat secara hukum diharuskan untuk mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan kebakaran dan memastikan orang-orang dapat menyelamatkan diri. Penanggung jawab bisa jadi pemberi kerja, pemilik, atau manajer fasilitas, tetapi tanggung jawab tidak selalu terbatas hanya pada satu orang. Jika ada lebih dari satu orang yang bertanggung jawab, maka kerja sama dan koordinasi perlu dilakukan.

  • Menetapkan tugas

Penanggung jawab perlu memastikan bahwa bangunan tersebut sesuai dengan standar K3. Hal ini mencakup tindakan pencegahan kebakaran umum, pengaturan keselamatan kebakaran, seperti kebijakan keselamatan kebakaran dan rencana darurat, serta pemeliharaan semua sistem dan peralatan. Langkah pertama untuk memenuhi tugas ini adalah memastikan penilaian risiko kebakaran dilakukan untuk mengidentifikasi semua kemungkinan bahaya dan risiko. Penilaian dapat dilakukan oleh auditor profesional atau oleh petugas yang kompeten.

  • Penilaian risiko kebakaran

Perusahaan diwajibkan untuk mencatat temuan siginifikan dari hasil penilaian yang akan membantu mengidentifikasi setiap potensi bahaya dan biasanya mencakup masalah seperti:

  • Peralatan dan fasilitas pemadam kebakaran
  • Tanda dan rambu pemberitahuan
  • Penerangan darurat
  • Rute evakuasi
  • Sistem alarm dan deteksi kebakaran
  • Proteksi kebakaran struktural dan pasif
  • Menerapkan temuan

Setelah penilaian berhasil mengidentifikasi semua potensi bahaya, sekarang waktunya untuk memastikan adanya tindakan lanjut, baik pencegahan maupun penanganan. Jika penanggung jawab merasa kesulitan dalam penerapannya, petugas Ahli K3 kebakaran profesional dapat membantu memastikan bahwa semuanya sudah sesuai peraturan dan diatur dengan benar. Sangatlah penting bahwa orang yang melaksanakan rencana keselamatan kebakaran dan mengatur sistem memiliki kompetensi untuk melakukannya.

  • Mempertahankan rencana keselamatan kebakaran

Bangunan dan tindakan perlindungan perlu dirawat atau dipelihara. Semua peralatan, sistem dan fasilitas seperti sistem deteksi dan alarm kebakaran dan lain-lain, terutama peralatan keselamatan kebakaran, perlu diperiksa, diuji, dan diganti jika diperlukan secara teratur.

Hal paling penting pada akhirnya adalah semua orang di dalam gedung harus dilatih tentang kesiapsiagaan darurat jika terjadi kebakaran. Termasuk menjelaskan prosedur darurat, tanggung jawab dan tugas, serta mensosialisasikan temuan penilaian risiko kebakaran. Latihan simulasi kebakaran harus dilakukan selama jam kerja normal dan harus diulangi secara berkala. Setiap orang di dalam gedung perlu yakin tentang apa yang harus dilakukan saat menemukan api, cara membunyikan alarm, siapa yang harus waspada, dimana keadaan darurat terjadi, dan cara menggunakan peralatan pemadam kebakaran.

Read Other

Share this article

New Messages
1
Scan the code
Hello!
Daftar training disini atau jika ada pertanyaan mengenai konsultasi dan assessmen