SafeX Indonesia

Peran Emergency Response Plan dalam Menghadapi Insiden Pencemaran di Perusahaan

ERP Lingkungan

Insiden pencemaran lingkungan seperti tumpahan bahan kimia, kebocoran limbah B3, atau kebakaran bahan berbahaya, merupakan risiko nyata yang dapat terjadi dalam kegiatan industri. Dampak dari insiden tersebut tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga membahayakan kesehatan manusia, reputasi perusahaan, serta mengakibatkan sanksi hukum. Untuk mengantisipasi hal tersebut, perusahaan wajib menyusun dan menerapkan Emergency Response Plan (ERP) sebagai bagian dari sistem manajemen lingkungan yang tangguh dan berkelanjutan.

Apa itu Emergency Response Plan (ERP)?

Emergency Response Plan (ERP) adalah dokumen rencana tindakan cepat yang terstruktur untuk menangani kondisi darurat yang berpotensi menimbulkan dampak lingkungan dan keselamatan kerja. Rencana ini mencakup identifikasi potensi insiden, prosedur tanggap darurat, peralatan yang dibutuhkan, peran dan tanggung jawab tim tanggap darurat, serta sistem komunikasi internal dan eksternal selama krisis (USEPA, 2023).

Mengapa ERP Penting bagi Perusahaan?

  1. Melindungi Lingkungan dan Manusia

ERP yang efektif dapat mencegah atau meminimalkan dampak lingkungan dari insiden darurat, serta melindungi keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar.

  1. Memenuhi Kewajiban Regulasi

Di Indonesia, ERP menjadi bagian penting dari kepatuhan terhadap regulasi, di antaranya:

    • PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang mewajibkan perusahaan memiliki rencana penanganan keadaan darurat dalam dokumen RKL-RPL.
    • Permen LHK No. P.6/MENLHK/SETJEN/KUM.1/2/2021 tentang Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah B3, yang mewajibkan pemilik limbah B3 memiliki rencana penanganan insiden seperti tumpahan.
    • UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang mengharuskan tersedianya prosedur tanggap darurat di tempat kerja.

 

  1. Mendukung ISO 14001:2015

Klausul 8.2 dari ISO 14001:2015 mewajibkan organisasi untuk menetapkan, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk menanggapi potensi keadaan darurat yang dapat berdampak terhadap lingkungan.

  1. Mengurangi Risiko Kerugian dan Kerusakan Reputasi

Penanganan cepat dan tepat saat insiden terjadi dapat menghindarkan perusahaan dari kerugian finansial, denda, serta citra buruk di mata masyarakat dan pemangku kepentingan.

Implementasi ERP di Lapangan

  1. Identifikasi Potensi Keadaan Darurat

Penilaian risiko terhadap seluruh aktivitas perusahaan dilakukan untuk mengenali potensi keadaan darurat, seperti kebakaran, tumpahan limbah, atau ledakan.

  1. Dokumentasi ERP yang Komprehensif

ERP yang efektif harus mencakup:

    • Alur tindakan darurat.
    • Penugasan peran tanggap darurat.
    • Sistem komunikasi krisis.
    • Peralatan tanggap darurat seperti spill kit, APAR, dan APD.
    • Prosedur evakuasi jika diperlukan.
  1. Pelatihan dan Simulasi Berkala

Seluruh karyawan terutama yang terlibat langsung dalam operasional berisiko tinggi wajib mendapat pelatihan ERP. Simulasi atau drill keadaan darurat idealnya dilakukan minimal sekali setahun.

  1. Koordinasi Eksternal

Perusahaan perlu membangun koordinasi dengan dinas lingkungan hidup, pemadam kebakaran, rumah sakit, serta BPBD setempat untuk penanganan terpadu dalam skenario insiden besar.

  1. Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan

Evaluasi ERP dilakukan setelah setiap simulasi atau insiden. Hasilnya digunakan untuk memperbaiki prosedur dan meningkatkan respons perusahaan di masa depan.

Tantangan Implementasi dan Solusinya

  • Minimnya pemahaman karyawan terhadap ERP

Solusi: Rutin melakukan sosialisasi dan pelatihan kepada seluruh tingkatan karyawan.

  • Peralatan darurat yang tidak tersedia atau tidak layak pakai

Solusi: Tetapkan anggaran rutin untuk pemeliharaan dan pengadaan peralatan tanggap darurat.

  • ERP tidak diperbarui sesuai kondisi terbaru

Solusi: ERP harus ditinjau secara berkala, terutama jika terjadi perubahan proses, bahan, atau struktur organisasi.

 

Emergency Response Plan (ERP) merupakan elemen krusial dalam sistem manajemen lingkungan dan keselamatan perusahaan. Fungsinya tidak hanya untuk memenuhi regulasi, namun juga untuk memastikan perlindungan maksimal terhadap manusia dan lingkungan jika terjadi insiden. Integrasi ERP dengan ISO 14001:2015 dan regulasi nasional menjadikan perusahaan lebih tangguh, responsif, dan bertanggung jawab terhadap dampak lingkungan yang mungkin timbul. Perusahaan yang memiliki ERP yang baik akan lebih siap menghadapi tantangan lingkungan dan membangun kepercayaan dari masyarakat serta pemangku kepentingan.

Ingin diskusi lebih dalam?
Hubungi Kami Sekarang!

Contact Us
First
Last

Read Other

Share this article

New Messages
1
Scan the code
Hello!
Daftar training disini atau jika ada pertanyaan mengenai konsultasi dan assessmen